Rabu, 22 Oktober 2014

Contoh soal bilangan romawi kelas 4 SD

Bilangan romawi atau angka romawi adalah salah satu bentuk penomoran, meskipun jarang dan lazim dipakai dalam kehidupan sehari - hari. Sistem penomoran pada bilangan romawi memakai huruf latin untuk melambangkan angka numerik.

Ada beberapa simbol dan aturan yang digunakan dalam menulis bilangan romawi.
Simbol bilangan romawi :


  1. I = 1
  2. X = 10
  3. C = 100
  4. M = 1000
  5. V = 5
  6. L = 50
  7. D = 500 
Untuk I, X, C dan M dapat ditulis berulang, contoh : II, XXX, CC, MMM tetapi tidak boleh ditulis ulang lebih dari tiga kali.

Untuk V, L, dan D tidak dapat ditulis berulang, jadi tidak ada VV, LLL ataupun DDD

Dalam menulis bilangan romawi, diperoleh dengan cara menambah (+) atau mengurang (-) dari simbol yang ada, dimana bilangan romawi disusun dari simbol yang memiliki nilai terbesar ke terkecil.

Jika simbol yang memiliki nilai lebih kecil berada di depan berarti di kurang (-), jika berada di belakang simbol yang lebih besar berarti di tambah (+). Hanya I, X, C dan M saja yang dapat di kurang.
Contoh
  1. IV = 4 , karena I < V (I berada di depan padahal lebih kecil dari V) , jadi IV = V - I = 5 - 1 = 4
  2. VI = 6 , karena V > I  ( V berada di depan lebih besar dari I), jadi VI = V + I = 5 + 1 = 6
Contoh soal bilangan romawi kelas 4 SD :
  1. Ubahlah menjadi lambang bilangan romawi !
  • 526 = ...
          526 = 500 + 20 + 6
                 = 500 + 20 + (5+1)
                 = D + XX + (V+I)
                 = DXXVI


  • 309 = ...
          309 = 300 + 9
                 = 300 + (10 - 1)
                 = CCC + (X - I)
                 = CCCIX

      2. Ubahlah menjadi lambang bilangan asli !

  • LXIV = ...
          L = 50 , X = 10, I=1, V=5 (lihat I berada di depan V, padahal I < V berarti I dan V di kurang)
     
         LXIV = L + X + (IV)
                   = L + X + (V-I)
                   = 50 + 10 + (5-1)
                   = 64
  • XLVI = ...
          X = 10, L = 50 (lihat X berada di depan L, padahal X < L berarti X dan L di kurang) , V = 5, I = 1

         XLVI  =(XL) + V + I
                    = (L-X) + V + I
                    = (50-10) + 5 + 1
                    = 46

Catatan, cara ini hanya untuk bilangan < 5000.
Nah, bagaimana ? 
Mudah bukan ?
Selamat Mencoba, semoga bermanfaat :)

Sabtu, 11 Oktober 2014

Contoh Soal Tematik Kelas 4 SD

Contoh Soal Ulangan Tematik Matematika Kelas 4 SD tema 1 dan tema 2 Kurikulum 2013

1. Diantara gambar berikut, yang bukan merupakan segi banyak adalah ....

Pembahasan :
a. Lingkaran, sebab jumlah sisi dan sudut pada lingkaran jumlahnya tidak sama.

2. Bilangan 389 apabila dibulatkan sampai ratusan terdekat menjadi ....
       a. 380               b. 400                         c. 310                   d. 390

Pembahasan :
b.400, Apabila dibulatkan ke ratusan berarti 389 ada di antara bilangan 300 sampai 400. Karena, 389 lebih dekat ke 400.

3. Bilangan 178.567 apabila dibulatkan sampai puluhan terdekat menjadi ...
    a. 178.570        b. 178.500                   c. 178.600          d. 178.345

Pembahasan :
a. 178.570, Apabila dibulatkan ke puluhan berarti 178.567 ada di antara 178.560 sampai 178.570. Karena, 178.567 lebih dekat ke 178.570

4. Taksiran rendah dari 67 x 73 adalah ....
    a. 70 x  70 = 4900      b. 60 x 60 = 3600 
    c. 70 x 80 = 5600       d. 60 x 70 = 4200

Pembahasan :
d. 60 x 70 = 4200, taksiran rendah dibulatkan ke puluhan terbawah.

5. Taksiran baik dari 156 + 458 adalah ....
    a. 200 + 500 = 700        b. 200 + 400 = 600 
    c. 300 + 400 = 700        d. 200 + 300 = 500

Pembahasan :
a. 200 + 500 = 700, taksiran baik dibulatkan ke ratusan terdekat.

6.  Berikut ini yang bukan merupakan pengubinan adalah ....

Pembahasan :
a.Sebab bercelah dan bertumpuk


7. Apabila besar sudut satu putaran penuh 360◦. Besar sudut refleks dari sudut yang besarnya 140◦ adalah .... 

Pembahasan :
Sudut refleks > 360◦ - 140◦ = 220



8. Besar sudut yang saling berkomplemen (berpenyiku 90◦) dengan sudut  35◦ adalah ....

Pembahasan :
Sudut refleks > 90◦ - 35◦ = 55









9. Deva dan Yoga sedang bermain lompat katak bersama - sama. Deva melompat dalam kelipatan 4 sedangkan Yoga melompat dalam kelipatan 3. Tentukan kelipatan persekutuan kecil (KPK) antara 3 dan 4.

Pembahasan :
Kelipatan 3 = 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, ...
Kelipatan 4 = 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, ...
KPK dari 3 dan 4 adalah 12


10. Tentukan FPB dari 6 dan 8 !
Pembahasan :
Faktor dari 6 = 1, 2, 3, 6
Faktor dari 8 = 1, 2, 4, 8
Faktor persekutuan = 1, 2
FPB dari 6 dan 8 adalah 2

Semoga bermanfaat, terimakasih







Kamis, 09 Oktober 2014

Macam - macam Bilangan Dalam Matematika

Macam - macam Bilangan Dalam Matematika

Mungkin kita seringkali mendengar berbagai macam bilangan dalam matematika. Contohnya : bilangan cacah, bilangan asli, bilangan bulat, bilangan imajiner, bilangan real, bilangan kompleks. Lalu sebenarnya apa sih perbedaan dari berbagai macam bilangan tersebut ?

Macam - macam bilangan dalam matematika dapat digambarkan dalam diagram berikut :


Silsilah Bilangan
  • Bilangan kompleks, adalah bilangan yang anggotanya terdiri atas bilangan real (Nyata) dan bilangan imajiner (Khayal). Bilangan kompleks adalah bilangan yang tingkatannya paling tinggi, karena mencakup semua bilangan. Bilangan kompleks adalah penjumlahan antara bilangan real dan bilangan imajiner yang berbentuk a + bi. Dimana a adalah bilangan real dan bi adalah bilangan imajiner.
  • Bilangan Imajiner atau biasa disebut bilangan khayal,  adalah bilangan i (satuan imajiner) dimana i adalah lambang bilangan baru yang memiliki sifat i2 = -1. Contoh bilangan imajiner : 5i, i, 3i
  • Bilangan Real atau biasa disebut bilangan nyata, adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam perhitungan secara nyata. Contohnya, misalnya 7 (tujuh) kita dapat menghitung benda yang berjumlah 7.
  • Bilangan rasional adalah bilangan yang merupakan rasio atau pembagian dari dua angka a dan b yang dinyatakan dengan a/b. a dan b adalah anggota bilangan bulat dimana b tidak sama dengan nol. Bilangan rasional dapat diubah kedalam bentuk desimal berulang. Contohnya : 12/6, 1/10, 30/15
  • Bilangan irrasional adalah bilangan real yang tidak bisa dibagi atau lebih tepatnya hasil baginya tidak pernah berhenti. Sehingga tidak dapat dinyatakan sebagai a/b. Bilangan irasional tidak dapat diubah kedalam bentuk desimal berulang. Contohnya : √7
  • Bilangan pecahan adalah bilangan yang disajikan dalam bentuk a/b dimana a dan b adalah bilangan bulat, dan b bukan 0. Contoh : 3/6, 7.14, 1/2
  • Bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan asli, bilangan nol dan bilangan negatif. Contoh : { - 5, - 4, -3, -2, - 1, 0, 1, 2, 3, 4, ... }
  • Bilangan bulat negatif adalah bilangan yang terdiri dari bilangan bulat negatif yang besarnya kurang dari 0. Contoh : - 4, - 3, - 2
  • Bilangan cacah adalah bilangan yang terdiri atas bilangan nol dan bilangan asli. Contoh : { 0, 1, 2, 3, ...}
  • Bilangan asli adalah bilangan bulat positif yang bukan 0. Contoh : {1, 2, 3, 4, ...}
  • Bilangan Nol adalah bilangan yang anggotanya hanya 0
  • Bilangan genap adalah bilangan yang terdiri dari bilangan asli genap. Contoh : 2, 4, 6, 8, 10
  • Bilangan ganjil adalah bilangan yang terdiri dari bilangan asli ganjil. Contoh : 1, 3, 5, 7
  • Bilangan Prima adalah bilangan asli yang anggotanya hanya dapat dibagi dengan 1 dan bilangan itu sendiri. Contoh : 2, 3, 5, 7, 11, ... . 
  • Bilangan komposit adalah bilangan asli lebih dari 1 dan anggotanya bukan bilangan prima. Contoh : 4, 6, 8, 9, ...

Nah bagaimana ? sudah mengingat kembali macam - macam bilangan dalam matematika bukan ?
Terimakasih dan semoga bermanfaat .

Selasa, 07 Oktober 2014

Cara Mudah Mencari Bilangan Prima

Cara Mudah Mencari Bilangan Prima (Matematika Kelas 4 SD)

Mencari dan menentukan bilangan prima merupakan hal yang mudah untuk sebagian orang. Namun, untuk anak sekolah dasar (SD) khususnya kelas 4 SD mengetahui apakah sebuah bilangan merupakan bilangan prima, siswa kelas 4 masih harus berpikir keras.

Hakikatnya, bilangan prima adalah bilangan asli yang lebih besar dari satu (1) yang hanya dapat dibagi dengan satu dan bilangan itu sendiri. Artinya, jika suatu bilangan masih dapat dibagi dengan selain bilangan 1 dan bilangan itu sendiri maka bilangan tersebut bukan termasuk bilangan prima. Contohnya saja bilangan 4, 4 bukan termasuk bilangan prima. Sebab 4 masih dapat dibagi dengan 2, maka 4 bukan termasuk bilangan prima

Cara mudah mencari bilangan prima, adalah menggunakan bantuan tabel (saringan erasthothenes). Misalkan kita akan mencari bilangan prima dari 1 - 100. Kita daftar terlebih dahulu angka 1 - 100 seperti berikut ini :

Mencari bilangan prima 1 - 100
Adapun langkah pengerjaannya sebagai berikut :

  • Mencoret angka 1
  • Mencoret semua kelipatan dari 2 kecuali 2
  • Mencoret semua kelipatan dari 3 kecuali 3
  • Mencoret semua kelipatan dari 5 kecuali 5
  • Mencoret semua kelipatan dari 7 kecuali 7
Seperti ini ...

Hasil mencari bilangan prima

Manakah bilangan yang tidak tercoret ? itulah bilangan primanya. (2, 3,5,7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 37, 41, 43, 47, 53, 59, 61, 67, 71, 73, 79, 83, 89 dan 97)

Dalam matematika bilangan satu (1) bukanlah bilangan prima. Bilangan yang lebih besar dari 1 tetapi bukan bilangan prima disebut bilangan bilangan komposit. Dalam bilangan prima kita juga mengenal faktorisasi prima. Faktorisasi prima dapat berguna apabila kita ingin menentukan KPK dan FPB dua bilangan atau lebih. Contohnya seperti ini : Cara menentukan KPK dan FPB dengan mudah

Berdasarkan hasil mencari bilangan prima 1 - 100, ternyata bilangan prima memang agak unik dan berguna dalam perhitungan matematika. Perlu diketahui bahwa menurut Euclides bilangan prima ada tak hingga banyaknya. Ini artinya tidak ada bilangan prima terbesar. Jadi, apabila sekarang ditemukan bilangan prima lebih dari bilangan prima yang diketahui, maka pasti nanti akan ditemukan lagi bilangan prima yang lebih besar.

Bagaimana ? Mudah dan menyenangkan bukan ?
Kita bisa mencari bilangan prima lain dengan mudah.
Selamat mencoba semoga bermanfaat ...

Minggu, 05 Oktober 2014

Soal Cerita Matematika SD

Belajar matematika SD melalui soal cerita


Untuk anak SD, mengerjakan soal matematika berbentuk cerita memiliki kesulitan tersendiri. Hal ini karena permasalahan matematika yang diangkat dalam cerita berhubungan dengan kehidupan nyata. Soal cerita adalah soal yang disajikan dalam bentuk cerita pendek. Biasanya, anak SD akan kesulitan ketika masalah yang diungkapkan dalam soal begitu kompleks sehingga mempengaruhi panjang pendeknya cerita. Makin banyak masalah yang diungkapkan dalam cerita, tentunya mempengaruhi semakin panjang cerita yang disajikan. Oleh karena itu, siswa SD perlu diarahkan sebelum mencari solusi agar dia memahami permasalahan yang ada dalam soal cerita

  • Pertama, siswa harus memahami soal dengan baik. Supaya soal yang rumit dan kompleks dapat mudah dipahami, kita harus menyajikan soal tersebut dengan cara kita sendiri. Contohnya : menulis hal - hal yang diketahui di dalam soal dan yang menjadi pertanyaan dalam soal. Hal ini bertujuan agar jika ada soal yang menyajikan informasi secara berlebihan, kita tinggal membuang beberapa hal yang memang dianggap tidak perlu dan tidak ada kaitannya dengan pertanyaan.
  • Kedua, menggambar informasi yang berkaitan dengan pertanyaan. Dengan menggambar kita akan lebih mudah menangkap informasi berupa gambar. Gambar yang dimaksud tentunya harus berisi pula angka - angka. Contohnya, kita menuliskan angka - angka pada soal penjumlahan, geometri, bangun datar, dsb.
  • Menyusun strategi dan menerapkannya. Dengan menyusun strategi kita bisa mengetahui cara apa yang dapat dipakai untuk mengerjakan soal, apa saja yang mesti dicari sebelum mencari jawaban akhir, serta strategi lain yang dapat mempermudah pekerjaan kita.
  • Koreksi ulang hasil pekerjaan, mengoreksi atau mencek ulang hasil kerja harus dilakukan. Biasanya anak SD sering mengabaikan langkah terakhir ini karena merasa sudah benar. Padahal, bisa jadi ada kesalahan penulisan ataupun perhitungan.

Contoh soal cerita matematika SD :
  1. Kuntum mempunyai 298 koin. Raffael mempunyai 175 koin lebih sedikit dari Kuntum. Berapa banyak koin yang Raffael punya ?
          Jawab :
          Diketahui : Koin Kuntum = 298 koin
                             Perbedaan koin Kuntum dan Raffael = 175 koin
                             Raffael memiliki koin yang lebih sedikit
          Ditanya    : Koin Raffael ... ?
gambar berdasarkan soal cerita
 
 Koin Raffael : 298 koin - 175 koin = 123 koin
 Jadi, koin yang Raffael miliki ada 123.

Nah, lebih mudah dipahami bukan ?
Sekedar saran, jangan terlalu terburu - buru mengerjakan soal dan mengumpulkannya. Karena, ketika kita menjadi orang pertama yang mengumpulkan akan membuat konsentrasi teman yang lain terganggu.

Selamat mencoba dan semoga bermanfaat.